MAKASSAR – Program Lorong Wisata yang digagas Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto tidak hanya sekedar untuk menghadirkan destinasi wisata baru, tetapi memiliki cakupan yang lebih luas.
Bahkan melalui program Lorong Wisata, Pemerintah Kota (Pemkot) Makassar berjanji akan menuntaskan persoalan anak putus sekolah. Khususnya yang tinggal di lorong.
Hal itu sejalan dengan program strategis Revolusi Pendidikan Semua Harus Sekolah yang merupakan penjabaran dari misi revolusi SDM dan percepatan reformasi birokrasi menuju SDM kota yang unggul dengan pelayanan publik kelas dunia bersih dari indikasi korupsi.
“Jadi Lorong Wisata adalah pintu seluruh program strategis pemerintah kota. Seluruh OPD saya minta untuk mengisi semua form-nya dalam minggu ini, dan Insya Allah ini akan membawa harum nama Kota Makassar,” beber Danny, Senin (25/7).
Dia mengaku bangga sebab Lorong Wisata mampu menarik perhatian dunia. Hal itu dilihat dari respon Pemerintah Amerika Serikat saat dia memaparkan program tersebut.
“Telah diakui di Forum National Science Foundation (NSF) kemarin bahwa pengambilan data yang kita lakukan sudah memenuhi standar internasional,” tuturnya.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan (DKP) Makassar, Muhammad Rheza mengatakan Lorong Wisata memiliki banyak potensi untuk mendukung program strategis Pemkot Makassar.
Bahkan menurut Rheza, hampir semua potensi di Lorong Wisata masuk dalam 24 program strategis Pemkot Makassar. Salah satunya terkait masalah pendidikan.
“Delapan program strategis yang pertama masalah pendidikan. Di sini, Dinas Pendidikan (Disdik) bersama Dinas Sosial (Dinsos) mendata anak-anak yang putus sekolah,” kata Rheza.
Kemudian ada juga program Seribu Beasiswa Anak Lorong. Artinya, Disdik mendata dan mencari anak lorong yang berprestasi baik secara akademik maupun non-akademik.
“Di situ Disdik melihat siapa anak yang berhak untuk diberikan beasiswa,” ungkapnya.
Dikonfirmasi secara terpisah, Kepala Disdik Makassar Muhyiddin mengatakan sudah mulai turun mendata anak-anak yang putus sekolah. Khususnya mereka yang tinggal di lorong-lorong.
“Pendataan anak di lorong-lorong itu kita fokuskan yang tidak sekolah. Nanti kita sinkronkan datanya dengan Dinsos. Kita turun langsung di semua lorong,” ujarnya.
Tidak hanya sekedar mendata, Disdik juga memiliki program Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) yang akan menampung anak-anak putus sekolah.
“Setiap lorong nanti akan kami buat ruang belajar (semacam PKBM) khusus anak tidak sekolah. Nanti tetap ada ijazahnya, kita ikutkan paket A untuk SD,” jelasnya.
Jika ada anak yang masih usia sekolah tapi tidak melanjutkan pendidikan maka akan ditarik masuk ke sekolah formal. Jelasnya semua anak harus sekolah.
Sedangkan program Seribu Beasiswa Anak Lorong, pihaknya akan berkolaborasi dengan pihak swasta. Termasuk Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas).
Program kolaborasi ini dikarenakan Disdik Makassar hanya menyiapkan beasiswa untuk 200 anak yakni masing-masing seratus anak untuk SD dan SMP.
“Anggaran kami kan seratus SD dan seratus SMP, jadi program ini nanti kami berkolaborasi dengan swasta. Data ini akan dikoordinasikan dengan Baznas bahwa sekian anak yang butuh beasiswa,” tutupnya.
Sumber : Humas Kominfo Makassar