Ombudsman Sulsel Temui Danny Pomanto Bahas Polemik Pasar Butung
MAKASSAR,- Kepala Ombudsman Sulawesi Selatan Ismu Iskandar menemui Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto di Amirullah, Senin (30/10/2023). Pertemuan tersebut membahas terkait banyak hal. Salah satunya perihal polemik Pasar Butung yang saat ini masih memanas. Pada tupoksinya, Ombudsman mempertanyakan posisi Pemkot Makassar dalam mencari solusi sehingga polemik seperti ini tidak berkepanjangan. “Posisi Pemkot Makassar juga cukup jelas, dan di sana kan sudah ada proses hukum yang berjalan,” kata Ismu Iskandar. Hanya saja, Ombudsman meminta agar keamanan Pasar Butung betul-betul dijaga sehingga masyarakat tetap merasa aman. “Di sana kan proses perdagangan tetap jalan. Jadi mestinya pemerintah kota memberi jaminan kepada pedagang di sana untuk tetap bisa melangsungkan usahanya,” tuturnya. Apalagi menurut Ombudsman, Pasar Butung adalah pusat grosir terbesar di Kota Makassar, Sulawesi Selatan. Tidak sama dengan pasar-pasar lainnya. “Kita minta agar permasalahan yang ada di sana dicarikan solusi secepat mungkin,” harapnya. Meski begitu, Ombudsman belum menerima keluhan dari masyarakat perihal polemik Pasar Butung. Hanya saja, posisi pedagang dengan adanya polemik ini sangat dilematis. “Pada prinsipnya saya melihat tidak ada masalah. Inikan antara pihak pengelola sebelumnya saja, tinggal pemerintah kota bagaimana berkoordinasi dengan APH untuk memastikan proses disana bisa kembali berjalan normal,” jelasnya. Sementara itu, Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto menegaskan bahwa Pasar Butung adalah aset Pemkot Makassar. Bahkan PT Haji La Tunrung telah menyerahkan aset dan pengelolaan Pasar Butung kepada pemerintah kota melalui Perumda Pasar Makassar Raya sejak 2019 lalu. “Itu aset kita dan saya akan mengambil aset itu (Pasar Butung) secara utuh karena kalau tidak itu namanya pembiaran karena sudah lama terjadi,” tegas Danny Pomanto. Ia juga menyebutkan jika Pasar Butung bukan warisan melainkan aset Pemkot Makassar yang sudah seharusnya diambilalih. Kata dia, sengketa kepengurusan antar keluarga dari pemilik KSU Bina Duta tidak ada hubungannya dengan Pemkot. “Jadi jangan yang menang (atas sengketa itu) dianggap dia pengelolanya, itu bukan warisan. Pasar Butung bukan warisan, pemerintah dari dulu yang punya itu,” tutupnya. Sumber : Humas Kominfo Makassar
Kapal Pinisi dan Rumah Tongkonan Toraja Jadi Latar Belakang Puncak Acara HUT Kota Makassar ke-416
MAKASSAR, — Perayaan Hari Jadi Kota Makassar ke-416 tahun ini dikemas dengan konsep berbeda. Lokasinya tak lagi di Anjungan Pantai Losari atau Tribun Lapangan Karebosi. Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto tahun ini memilih kawasan Tugu MNEK kawasan Center Poin of Indonesia (CPI) sebagai lokasi acara. Tentunya dengan latar belakang Kapal Pinisi dan Rumah Tongkonan Toraja yang menjadi ciri khas budaya Sulawesi Selatan. “Kita ingin menegakkan dan juga mempopulerkan budaya kita menjadi unggul kelas dunia,” singkat Danny Pomanto, usai Rapat Pemantapan Persiapan HUT Kota Makassar ke-416, di Ruang Sipakatau Balai Kota Makassar, Senin (30/10/2023). Hal baru lainnya yaitu pagelaran karnaval budaya yang akan melibatkan 7 ribu lebih orang. Baik itu siswa-siswi, masyarakat, hingga tenaga Laskar Pelangi di masing-masing OPD. Konsepnya dikemas mirip dengan Festival Awa Odori di Jepang. 7 ribu peserta karnaval dibagi ke dalam 51 kelompok, setiap kelompok terdiri dari 150 orang. Karnaval ini nantinya akan diiringi dengan lagu Makassar Kota Dunia ditambah dengan ornamen perkusi. “Ini Festival Awa Odori adalah festival terbaik di Jepang padahal cuma satu gerakan. Khusus untuk kita, gerakan kita ambil dari budaya kita,” ujar Danny Pomanto. Hari Jadi Kota Makassar tahun ini bukan hanya sekadar perayaan. Tapi ia ingin memperlihatkan wajah Kota Makassar dengan beragam prestasi yang telah di raih. “Sebentar lagi kita punya balai kota yang bagus, kita punya MGC, saya mau memperlihatkan apa yang menjadi perwajahan kita sekarang,” tuturnya. Sementara, Ketua Panitia Firman Hamid Pagarra menyampaikan ada banyak hal yang spesial di Hari Jadi Kota Makassar ke-416 tahun ini. Salah satunya adalah karnaval dengan melibatkan lebih dari 7 ribu peserta. Karnaval ini menunjang Makassar sebagai kota kreatif yang baru-baru ini ditetapkan Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf). “Kuliner dan festival itu satu paket. Makanya untuk mewujudkan sepadannya ini kuliner dan festival kita membuat Makassar sebagai kota festival,” ucap Firman. Caranya, lanjut Firman seluruh masyarakat kompak bersama dengan perangkat pemerintah daerah untuk membuat 51 grup pada karnaval yang akan diselenggarakan di sepanjang Kawasan Jembatan CPI 2 November 2023 mendatang. “Kostumnya bergantung tema saja, tidak mesti menggunakan pakai pakaian tradisional,” tuturnya. Sumber : Humas Kominfo Makassar