Desainer Lokal dan Internasional Unjuk Gigi di Panggung F8 Makassar
Kemeriahan event Makassar Internasional Eight Festival and Forum (F8) di sepanjang Tugu MNEK CPI dan Anjungan Pantai Losari sejak 24 Juli kemarin masih terus berlanjut. Event tahunan yang sudah masuk Top 10 KEN Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) RI ini membuka ruang bagi desainer lokal untuk tampil di panggung yang sama dengan desainer Internasional. Dari panggung utama F8 Makassar di Tugu MNEK CPI tampil desainer lokal Ida Jashari & Hielda Aligenda x UPI Collection dan Itja Achmad, Jumat (25/7/2024). Mereka menampilkan busana terbaiknya di Panggung Utama F8 Makassar. Tidak mau kalah dengan desainer Internasional yang juga unjuk gigi di F8 Makassar. Desainer-desainer lokal tetap menampilkan busana yang mempunyai ciri khas budaya Indonesia, menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung F8 Makassar. Begitu pun dengan desainer Internasional, Fadzil Hadin dari Brunei Darussalam dan Maitha Ali Al Harthi dari Oman Timur Tengah yang mempersembahkan karya terbaiknya. Panggung F8 Makassar menjadi jembatan desainer lokal untuk bersaing di kancah International. Apalagi dalam waktu dekat, Kota Makassar kembali akan mengadakan Makassar Fashion Week (MFW) November mendatang. Ini merupakan komitmen pemerintah kota bersama pihal swasta untuk mewujudkan Makassar Kota Festival Tepian Air. Sumber : Humas Kominfo Makassar
Indira Yusuf Ismail Resmikan Cafe Arts dan Meriahkan HUT ke 7 Amsterdam Institute
Ketua TP PKK Kota Makassar, Indira Yusuf Ismail meresmikan Cafe Arts di Kecamatan Tamalanrea, Sabtu, (27/07/2024). Sebuah kafe yang dirancang sebagai wadah kreatif bagi para pegawai anak muda Amsterdam Institute. Acara peresmian ini juga menjadi bagian dari perayaan hari ulang tahun (HUT) ke-7 Amsterdam Institute, sebuah lembaga pendidikan yang telah berkontribusi signifikan dalam peningkatan kualitas pendidikan di kota Makassar. Kehadiran Indira di Peresmian Cafe Arts sekaligus HUT Amsterdam Institute menjadi bukti komitmen Indira dalam mendorong pertumbuhan ekonomi dan pendidikan hingga ke basis komunitas di Makassar. Cafe Arts berlokasi di sebelah dan terhubung dengan gedung Amsterdam Institute. Indira mengapresiasi interior Cafe Arts karena mampu memberikan ruang-ruang dan suasana yang inspiratif untuk mendorong kreativitas generasi muda. Indira menyampaikan ide menghadirkan ‘connecting cafe’ dengan gedung Amsterdam Institute merupakan Inovasi dan langkah penting dalam mendukung pertumbuhan generasi muda yang cerdas dan kreatif. “Sebagai Ketua TP PKK Kota Makassar, saya selalu berupaya bagaimana kita bisa lebih cerdas, teredukasi, termotivasi untuk terus tambah baik terutama dikalangan anak muda. Apalagi di bimbingan ini di pimpin oleh generasi muda,” ujarnya. Indira berharap Kafe ini bukan hanya tempat untuk menikmati hidangan dan minuman, tetapi juga berfungsi sebagai ruang kolaboratif di mana para kawula muda dapat berkumpul, berbagi ide, dan membangun ide kreatif. “Sektor pendidikan dan peningkan kreativitas anak pemuda ini adalah sektor yang sangat penting. Pemuda adalah generasi yang akan menjadi pemimpin di masa depan,” pungkasnya. Pada kesempatan yang sama, Indira juga meninjau ruang cafe bahkan ikut meracik menu kopi kekinian langsung di dapur cafe bersama anak-anak muda yang merupakan barista cafe. Direktur Amsterdam Institute, Arief Langki menuturkan kehadiran Indira sebagai tokoh yang peduli pendidikan dan generasi memberikan dan semangat bagi anak-anak muda di Amsterdam Institute, baik pelajar maupun pegawai, untuk terus berkembang. “Hadirnya ibu memberikan kami angin segar. Bahwa pemerintah hadir mau membersamai kami untuk mengembangkan anak-anak muda Kota Makassar,” pungkasnya. Arief mengucapkan terimakasih kepada Indira. Ia menyampaikan harapannya agar kedepannya Indira bisa menjadi pelanjut estafet Walikota Makassar agar bisa terus bersama-sama dalam membangun generasi muda cerdas.(*) Sumber : Humas Kominfo Makassar
Dengar Suara Milenial, Indira Yusuf Ismail Curhat Bareng Influencer
Ketua TP PKK Kota Makassar, Indira Yusuf Ismail bahas berbagai isu penting bersama Influencer dengan topik “Suara Milenial, Suara Masa Depan”, di Backyard Coffe, Jumat (26/07/2024). Pertemuan ini pun menjadi sesi curhat Influencer di hadapan Indira sebagai salah satu tokoh perempuan yang peduli terhadap berbagai isu perkembangan Kota Makassar. Menariknya, Influencer yang hadir adalah mereka yang fokus membahas tentang persoalan kepemudaan, entreprenuership, parenting ibu dan anak, hukum, olahraga, lingkungan, pendidikan, kesehatan, peduli disabilitas, produk lokal hingga digitalisasi. Mendengar berbagai sudut pandang keresahan yang disampaikan, Indira mengatakan, memperkuat langkah bersama generasi muda dapat menghadirkan ide-ide mengatasi masalah yang ada. “Memang perlu kita bincang-bincang menyamakan persepsi, supaya paling tidak kita tidak berprasangka. Tentu ini akan menghadirkan solusi-solusi,” ucapnya. “Hampir semua keresahan dari berbagai sisi kehidupan tadi kita dengarkan khususnya tantangan generasi muda, kita terbuka, nah pemerintah memang harus berkolaborasi. Mesti kita susun bahwa ini bisa menjadi skala prioritas juga,” tambahnya. Sementara itu, Influencer Digital Merketer, Muh Faqih Faturrachman menilai bahwa adanya ruang diskusi tersebut menjadi kesempatan yang baik untuk solusi kepemudaan. “Tidak banyak orang yang mau mendengar, duduk bersama di sini secara tidak langsung ibu Indira menunjukkan visi yang kuat terhadap problem yang dihadapi generasi muda saat ini,” ungkap Influencer dengan sebutan Daeng Faqih. Sumber : Humas Kominfo Makassar
Fashion Desainer Muda SMK 8 Makassar dan SMK Campalagain Unjuk Karya di F8
Makassar International Eight Festival & Forum (F8) memberi panggung bagi siswa-siswi SMK Kota Makassar untuk memamerkan karya desain busana mereka dalam segmen fashion yang digelar pada hari ketiga F8 di Zona 3 pada Jumat, (26/7/2024). Pada segmen fashion pada hari ketiga F8 di Zona 3 pada Jumat, (26/7/2024) menampilkan busana karya dari SMK Negeri 8 Makassar dan SMK Negeri Campalagain. Sebanyak 6 fashion desainer dari SMK Negeri 8 Makassar mempersembahkan 12 busana dress elegan yang merupakan hasil modifikasi dari sarung lipasabbe. Busana-busana tersebut didominasi oleh nuansa warna hijau dan coklat. Andi Rasti Pratiwi, salah satu desainer dari SMK 8 Makassar, dari jurusan Tata Busana menyampaikan tema desainnya bertajuk “Playful Sunset.” “Tema ini diambil dari keindahan senja saat matahari tenggelam, mirip dengan panorama matahari di Pantai Losari yang indah dan suasana romantis yang dihadirkan oleh senjanya,” jelas Rasti siswi kelas 12. Rasti mengaku sangat terharu karena ini adalah kali pertama ia mengikuti fashion show, dan ia sangat bersyukur bisa tampil di acara sebesar F8. “Terima kasih kepada Pemkot Makassar dan F8 karena kesempatan ini merupakan pencapaian besar saya sebagai desainer muda. Berharap karya saya dapat dikenal oleh banyak orang,” jelasnya. Sementara itu, Irwan dari SMK Negeri Campalagain juga mendapatkan kesempatan untuk menunjukkan hasil karyanya. Irwan mempresentasikan enam busana dengan tema “The Elegance of Sure’ Salaka.” “Busana-busana ini dirancang menggunakan kain tenun Mandar, sebuah kain tradisional yang dikenal dengan keunikan dan kekayaan motifnya,” jelasnya. Irwan merasa bahwa kesempatan ini sangat penting untuk mengapresiasi dan mempromosikan kain tenun Mandar agar lebih dikenal oleh masyarakat luas. Irwan pun mengucapkan berterima kasih kepada Pemerintah Kota Makassar yang telah memberikan panggung kepada siswa-siswi untuk menunjukkan kreativitas karyanya. “Panggung F8 tidak hanya memberikan platform untuk siswa-siswi menunjukkan karya kami, tetapi juga menjadi ajang bagi kami untuk mendapatkan pengalaman berharga dalam dunia industri fashion,” pungkasnya Sumber : Humas Kominfo Makassar
Totalitas! Kabupaten Paser Kaltim Persembahkan Dua Tarian Tradisional di Panggung Utama F8 Makassar
Kabupaten Paser, Kalimantan Timur dengan totalitas mempersembahkkan dua kali penampilannya di Panggung Utama event Makassar International Eight Festival & Forum atau F8. Kemarin, utusan Kabupaten Paser ini menampilkan tari yang berjudul “Apai”. Dalam bahasa Paser, Apai berarti tikar, sebuah elemen yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari suku Paser. Sementara, malam ini, Jumat, 26 Juli 2024. Utusan lainnya dari Disparpora Paser membawakan tarian Tuyo Penggading Belian Paser. Dikisahkan, Kabupaten Paser memiliki keanekragaman adat-budaya. Salah satunya ialah upacara Belian Paser. Keanekaragaman adat-budaya yang sudah ada sejak dahulu dan terus berkelanjutan. Upacara tersebut mengandung makna ritual pengobatan, pembersihan kampung, tolak bala dan sebagainya. Ritualnya dipimpin seorang laki dewasa yag diberi nama Mulo dan akan dibantu oleh para wanita yang disebu Penggading. Mereka bertugas membantu jalannya upacara. Di antaranya, menyiapkan segala seuatu yang dibutuhkan. Seperti peralatan ritual dan lainnya. Tari tradisional pedalaman yang terinspirasi dari ketokohan wanita penggading itu kemudian diwujudkan sebagai suatu karya seni kreasi tradisional unik, menarik penuh kesakralan. Tampil selama 15 menit lamanya, Karakter perempuan dan pimpinan Sang Mulo begitu hidup. Mereka betul-betul menampilkan performa apik. Tak hanya dengan gerak tarinya, nuansa ritus ala Paser dan Kalimantan begitu nyata. Semuanya memukau pengunjung. Jelas sekali, bahwa para pelaku seni itu mendeskripsikan Mulo juga Penggading dengan sangat baik. Aksi mereka mendapat applause dan sambutan meriah audiens. Sebelumnya, Paser juga sukses menampilkan Tari Apai. Rudy Nuriansyah, pembina tari sekaligus pimpinan Yayasan Sadurengas mengatakan mereka berkomitmen memberikan terbaik di panggung F8. Ajang F8 Makassar, bagi Rudy, merupakan salah satu acara bergengsi di Indonesia, Top 10 KEN Wonderful Indonesia. Sehingga sayang untuk dilewatkan. “Ini adalah kebanggaan bagi kami bisa membawa kebudayaan Paser ke tingkat nasional,” kata Rudy. Ia berharap penampilan mereka dapat membawa nama baik Kalimantan Timur dan memperkenalkan budaya Paser ke kancah yang lebih luas. Tercatat ada dua kontingen yang dibawa Kabupaten Paser untuk menampilkan seni terbaik mereka di Makassar. *** Sumber : Humas Kominfo Makassar
Hivi! Ajak Penonton F8 Berani Apresiasi Segala Hal
Gelaran Makassar F8 tahun ini semakin meriah dengan hadirnya Hivi! sebagai bintang tamu utama di panggung konser Zona 4 fusion music, Jumat (26/7/2024). Ribuan penonton yang memadati area konser disuguhkan penampilan energik dari band yang beranggotakan Neida Aleida (vokal), Ilham Aditama (vokal), dan Febrian Nindyo (vokal/gitar) tersebut. Di tengah-tengah penampilannya, Hivi! menyampaikan pesan inspiratif kepada para pengunjung untuk berani mengapresiasi segala hal dalam kehidupan. “Terima kasih teman-teman yang ketika setiap lagu berakhir, bertepuk tangan memberikan apresiasi. Semoga karir, dan setiap hal yang teman-teman lakukan juga selalu diapresiasi,” ungkap Febrian. Hivi! membawakan sejumlah hits andalannya seperti “Mata ke Hati”, “Pelangi”, “Siapkah Kau ‘Tuk Jatuh Cinta Lagi”, “Satu-Satunya”, “Remaja”, hingga “Kereta Kencan”, yang sukses membuat penonton ikut bernyanyi bersama. “Mari apresiasi yang benar-benar selayaknya kalian ingin bilang terima kasih. Tepuk tangan untuk F8 dan Dinas Pariwisata, seluruh pekerja teknis karena tanpa mereka acara tidak akan berjalan lancar, untuk seluruh tenant, untuk tim medis, dan media,” sebut Febrian. Pesan yang disampaikan oleh Febrian tersebut disambut hangat oleh penonton, terlihat dari sorak sorai dan tepuk tangan meriah. Penampilan Hivi! yang memukau di Zona 4 pada malam ketiga F8 kal ini menjadi salah satu momen yang paling dinanti oleh para pengunjung. Energi positif dan pesan inspiratif yang dibawa oleh band ini diharapkan dapat terus menggema di hati masyarakat Makassar. Makassar F8 tahun ini menghadirkan berbagai macam hiburan dan aktivitas menarik yang dapat dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat. Dengan tema “The Unity”, Makassar F8 hadir menyatukan ragam bahasa, ragam budaya, dan perbedaan-perbedaan yang dimiliki oleh berbagai, suku, ras, dan agama. Sumber : Humas Kominfo Makassar
Tayang 8 Agustus, F8 Makassar Jadi Tempat Film Uang Panai 2 Launching Perdana
Para pemeran utama film bioskop ‘Uang Panai 2’ hadir di Festival Film F8 Makassar untuk peluncuran resmi film mereka dan mengumumkan tanggal tayang perdana yang sangat dinantikan kepada masyarakat Kota Makassar, Jumat (26/07/2024). Rendi hadir sebagai wajah baru aktor lokal yang berperan sebagai Main Lead bersama penulis skenario Uang Panai Dua. Hadir juga pemeran lain, Millong dan Aldius Ali. Mereka berinteraksi langsung dengan menyapa pengunjung. Kehadiran para caster disambut meriah oleh para penggemar dan masyarakat setempat yang antusias menyaksikan kelanjutan dari kisah Uang Panai yang sukses besar di film pertamanya. Film ‘Uang Panai Dua’ akan tayang perdana di bioskop pada 8 Agustus 2024. Para pemeran berbagi cerita tentang berbagai tantangan yang mereka hadapi selama proses syuting. Mereka menceritakan alur kisah Uang Panai dua terinspirasi dan akan relate dengan masalah anak muda di Makassar. Utamanya yang sudah berkepala dua mendekati kepala tiga, biasa akan dicecar keluarga soal menikah. “Yang kemudian mendapati masalah selama perjalanan menuju pernikahan, yaitu soal uang panai. Lalu muncullah perusahaan konsultaan uang panai, tim yang membantu mencari solusi uang panai,” cerita Rendi. Film Uang Panai 2 membawa pesan dan menggambarkan budaya uang panai yang diciptakan oleh leluhur Bugis-Makassar untuk mendorong kemandirian para lelaki. “Jadi sebelum menikah harus bisa mandiri. Tapi kini kita lihat Uang Panai sekarang kadang jadi penyalagunaan budaya,” lanjutnya. Para pemeran juga berbagi cerita tentang berbagai tantangan yang mereka hadapi selama proses syuting. Salah satunya seperti Kesuksesan Besar Film pertama Uang Panai akan melahirkan ekspektasi dua besar untuk Uang Panai 2. Mereka pun mengajak seluruh masyarakat untuk menonton film ini di bioskop dan memberikan dukungan penuh. Peluncuran film ini diharapkan akan membawa semangat baru dalam perfilman Kota Makassar, serta memacu kreatifitas anak muda Makassar untuk berkarya.(*) Sumber : Humas Kominfo Makassar
Dj Asal Makassar Maya Yulanda Tutup Kemeriahan Panggung Utama F8 Makassar di Malam Kedua
Dj cantik asal Makassar Maya Yulanda berhasil mengguncang Panggung Utama F8 Makassar di Tugu MNEK, Jumat (26/7/2024) malam. Memulai hobinya di dunia Disk Jockey sejak 2016 lalu, Dj Maya Yulanda sukses membuat pengunjung F8 Makassar ikut bergoyang. Aksi Dj Maya Yulanda memecah kemeriahan Panggung Utama F8 di akhir acara dengan berbagai genre musik. Maya Yulanda banyak mengisi event-event di Kota Makassar hingga keluar daerah dengan bakat yang ia miliki. F8 Makassar merupakan event tahunan di Kota Makassar yang digelar PT Festival Delapan Indonesia berkolaborasi dengan Pemkot Makassar. Mengusung tema ‘The Unity’, F8 Makassar tahun ini digelar 24-28 Juli 2024. Event ini mengahdirkan beragam kegiatan menarik di lima zona. Tak hanya menampilkan musik Dj, Panggung Utama F8 sebelumnya telah menampilkan beragam tarian budaya, musik tradisional, hingga desainer lokal dan Internasional. Sumber : Humas Kominfo Makassar
Penyanyi Asal Toraja Mey Christine, Inspirasi Anak-Anak Muda di Panggung F8 Makassar
Makassar Internasional Eight Festival and Forum (F8) memberikan ruang bagi musisi lokal untuk terus berkarya. Usai menghadirkan band lokal Art2tonic di hari kedua, malam ini F8 Makassar kembali mendatangkan penyanyi muda asal Toraja, Mey Christine. Penyanyi kelahiran Mei 1998 menyanyikan empat lagu. Pudar dari Rossa menjadi lagu pembuka aksi memukau Mey Christine di Panggung Utama F8 Makassar. Sebagai perwakilan musisi dari Toraja, Mey Christine tak lupa membawakan lagu pop dari Toraja sebagai bentuk kecintaannya terhadap daerahnya. “Kami adalah perwakilan dari Kabupaten Toraja dan kami sangat bangga diberikan kesempatan bisa tampil di sini (F8),” kata Mey Christine disela-sela manggung di Panggung Utama Zona 1 Tugu MNEK F8, Jumat (26/7). Sukses di dunia tarik suara, Mey Christine banyak memproduksi lagu-lagu pop Toraja untuk bisa dinikmati anak-anak muda masa kini. “Ini untuk anak-anak muda daerah yang semakin mengapresiasi dan melestarikan lagu di daerahnya. Lagu ini saya produksi mengikuti perkembangan zaman, modern agar anak-anak muda juga bisa menerima,” ujarnya Ditutup dengan lagu Berharap Tak Berpisah dari Reza Artamevia, Mey Christine senang bisa manggung di F8 yang dihadiri ribuan pengunjung setiap harinya. “Terima kasih untuk F8 yang memberikan kesempatan, semoga ini bukan pertama dan terakhir tapi masih ada kesempatan di F8 selanjutnya,” ucap Mey. Berbaur denga pengunjung, Pj Sekda Kota Makassar Firman Hamid Pagarra terlihat begitu menikmati beragam rangkaian acara di Panggung Utama F8 Makassar. Sumber : Humas Kominfo Makassar
Disbud Persembahkan Tari Bunga Buttayya, Kisahkan Perempuan dan Makassar di F8
Dinas Kebudayaan Kota Makassar kembali memeriahkan event Makassar International Eight Festival & Forum atau F8 di Panggung Utama F8, Kawasan Tugu MNEK, CPI, Jumat, 26 Juli 2024. Disbud Makassar menampilkan tari Bunga Butayya yang menggambarkan karakter Perempuan dan Makassar. Yang mana dua kata tersebut memiliki entitas yang tak bisa dipisahkan. Sosok perempuan bermakna makhluk yang memiliki sifat lembut dan anggun. Sedangkan Makassar sebagai sebuah daerah atau suku yang memiliki karakter kuat dengan nilai adat dan budaya. Dalam durasi 15 menit lebih itu, para penari dari Sanggar Arajang dan Datu Museng berkolaborasi dengan Tongkonan Art Makassar ini benar-benar menghipnotis penonton. Penampilan pemudi-pemudi binaan Dinas Kebudayaan Makassar ini juga banjir pujian. Karakter perempuan pula Makassar begitu terlihat. Mereka betul-betul menampilkan menunjukkan performa terbaiknya. Tak hanya dengan sorotan pakaian tradisional menarik, tarian mereka juga memukau pengunjung. Tepuk tangan dan riuh audiens menambah semangat dengan perpaduan gerak tubuh juga kostum yang menyala. Di panggung utama ini, terlihat para penari membuktikan diri bahwa gerak-langkah mereka tergambarkan sebagaimana tema yang diangkat. Aksi mereka akhirnya mendapat pujian dari para audiens dengan meriah. Alhasil, bakat dan talenta pemudi asli Makassar ini membenarkan keyakinan Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto bahwa seniman lokal sudah setara dengan seniman dunia. “Di sinilah di F8, bertemunya semua talenta dari anak-anak Makassar, anak-anak Sulawesi Selatan dan Indonesia. Semua berkolaborasi dan setara dengan seniman seluruh dunia,” kata Danny Pomanto pada sela-sela acara pembukaan, Rabu, 24 Juli lalu. Penampilan ditutup dengan spirit ‘pakarena’, ragam gerak penari yang kaya makna filosofis mendeskripsikan perempuan Makassar masa kini tidak hanya figur pelengkap dalam tatanan kehidupan. Tetapi juga menjadi pemeran dalam penyeimbang tatanan kehidupan. Bunga Buttayya akhirnya menarasikan karya eksploratif dari peran perempuan Makassar yang memiliki karakter kuat nan tangguh. (*) Sumber : Humas Kominfo Makassar