Hadir di F8 Makassar, Bapenda Gandeng BI Permudah Layanan Pembayaran PBB
Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Kota Makassar kembali ikut berpartisipasi pada gelaran event tahunan kota Makassar yakni Makassar Internasional Eight Festival atau Makassar F8. Ada yang beda dalam keikutsertaannya kali ini ia menggandeng Bank Indonesia (BI) Sulsel untuk lebih mempermudah masyarakat dalam membayar pajaknya. Khususnya Pajak Bumi dan Bangunan (PBB). Sekretaris Bapenda Makassar, Fuad Arfandi mengatakan pelayanan pembayaran pajak tersedia di booth Bapenda. Pembayaran pun dilakukan secara digital atau non tunai. “Seperti tahun-tahun lalu kita hadir di Makassar F8 dan kali ini kita kolaborasi menggandeng Bank Indonesia dalam meningkatkan pelayanan kepada masyarakat,” ucapnya. Fuad menjelaskan hadirnya Bapenda ini tak semata untuk memberikan pelayanan pembayaran pajak saja namun juga untuk memberikan edukasi pembayaran pajak menggunakan aplikasi Pakinta yang dapat diunduh melalui play store. “Di F8 Makassar ini kita juga memberikan edukasi, mungkin ada yang belum paham betul bagaimana menggunakan aplikasi Pakinta, kita sediakan juga alatnya, dan langsung dipandu oleh tim kita,” bebernya. Di booth ini juga para pengunjung wajib pajak yang melakukan pembayaran PBB akan mendapatkan doorprize berupa minyak goreng “Jadi kalau pengunjung bayar pbb lewat aplikasi pakinta akan mendapatkan hadiah minyak goreng, yang mana minyak goreng ini merupakan sponsor dari BI,” tuturnya. Menurutnya, BI cabang Sulsel sangat antusias menjadi sporting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi dan ekosistem digital non tunai. Untuk target transaksi sendiri, Fuad mengungkapkan pihaknya tak muluk-muluk. “Target kami tak muluk-muluk semoga bisa melebihi tahun lalu. Hari pertama sendiri kita sudah capai 80 juta,” tandasnya. Ia pun berharap dibukanya booth pembayaran pbb merupakan salah satu upaya untuk mencapai target PAD kota Makassar yakni Rp 2 triliun. (*) Sumber : Humas Kominfo Makassar
Lomba Lukis Hewan, Zona 5 F8, Asah Kreatifitas Anak
Komunitas Mantra Kolektifun, komunitas mahasiswa dari berbagai universitas di Kota Makassar yang bergerak di berbagai bidang seni, turut semarakkan Event Makassar Internasional Eight Festival abd Forum (F8), Jumat (26/07/2024). Dihari ke tiga, Mantra Kolektifun gelar lomba mewarnai hewan, dan diikuti dengan antusias oleh anak-anak, yang berada di zona 5. Meski hujan sempat mengguyur Kota Makassar, tidak menyurutkan semangat peserta dan panitia untuk menggelar lomba. “Apresiasi dengan F8, yang setiap tahunnya membuka ruang bagi para seniman, menumbuhkan kecintaan anak anak pada dunia seni,” ungkap Jeen, salah satu panitia, mahasiswa dari Universitas Negeri Makassar. Melalui lomba lukis hewan, menurut Jeen selain untuk mengasah kreatifitas anak, juga dapat mengenali karakter anak. “Forum ini, kita mengedukasi anak anak, untuk mengenal hewan, serta mengenal warna hewan,” lanjutnya. Karakter anakpun dapat terlihat saat mereka mewarnai, dari cara mereka menggoreskan dan memilih warna. Lomba ini diberikan secara free bagi anak anak, selain itu mereka pun diberikan media serta crayon untuk mewarnai dan boleh dibawa pulang. “Kita juga menyiapkan goodie bag untuk anak anak peserta lomba,” lanjutnya. Anak anak yang mengikut lomba lukis, terlihat sangat menikmati suasana dan edukasi yang diberikan, bahkan beberapa terlihat bermain dengan kucing yang ada di sekitar mereka. Sumber : Humas Kominfo Makassar
F8 Makassar Hadirkan Panggung Stand Up Comedy Hibur Masyarakat
Festival F8 yang terkenal dengan keragaman hiburannya kembali menghadirkan Panggung Stand Up Comedy yang berhasil menghibur masyarakat Makassar. Acara ini berlangsung di Zona 2 F8 Makassar, Jumat malam (26/07/2024). Menghadirkan Maman, Komika dari Komunitas Stund Up Comedy Kabupaten Gowa. Maman menyajikan lawakan segar yang relevan dengan kehidupan sehari-hari kawula muda. Seperti lifestyle outfit skena yang sedang ramai hingga trend sosmed yang viral. Di beberapa momen, Maman memperagakan gaya ular ikoniknya. Penampilan komedian lokal ini pun berhasil mengocok perut penonton dengan aksi kocaknya. Penonton yang hadir pun tampak antusias dan terhibur, gelak tawa dan sesekali tepuk tangan bergema sepanjang 10 menit penampilan Maman. Acara ini juga menjadi ajang bagi komedian lokal untuk menunjukkan bakat mereka di panggung yang lebih besar dan mendapatkan apresiasi yang lebih luas. “F8 Makassar selalu menjadi momen yang kami tunggu-tunggu. Melalui humor, kami ingin menyampaikan pesan-pesan positif dan mengajak masyarakat untuk tertawa bersama, karena dengan tertawa kita bisa selalu terlihat bahagia” ujar Maman Kehadiran kemodian ini bukan hanya menghibur, tetapi juga memperkuat rasa kebersamaan dan kebanggaan akan budaya lokal. Selain Maman, F8 Makassar akan menghadirkan berbagai komedian lokal di Panggung Zona Dua setiap hari selama event ini berlangsung. Selain itu, acara ini juga menjadi ajang bagi komedian lokal untuk menunjukkan bakat mereka di panggung yang lebih besar dan mendapatkan apresiasi yang lebih luas. Festival F8 Makassar tahun ini bukan hanya menampilkan komedi, tetapi juga berbagai atraksi seni lainnya seperti pertunjukan musik, tari, dan pameran seni rupa, yang semuanya mencerminkan kekayaan budaya dan kreativitas masyarakat Makassar. Dengan berbagai kegiatan yang ditawarkan, F8 Makassar sukses menjadi magnet bagi warga lokal maupun wisatawan, sekaligus memperkuat citra Makassar sebagai kota yang kaya akan seni dan budaya.(*) Sumber : Humas Kominfo Makasaar
Ketua TP PKK Kota Makassar Ungkap Peran Besar UMKM Gerakkan Ekonomi di Pagelaran F8
Ketua TP PKK Kota Makassar Indira Yusuf Ismail mengungkapkan peran signifikan UMKM dalam menggerakkan ekonomi Makassar melalui partisipasi mereka di Makassar F8. Tahun ini, sekitar 130 tenant UMKM dari berbagai daerah, bukan hanya di Makassar tapi di Sulawesi Selatan dan Papua, turut serta dalam festival tersebut. Indira menekankan bahwa partisipasi besar ini mencerminkan semangat dan antusiasme para pelaku UMKM dalam memperkenalkan produk mereka ke masyarakat luas. “Tahun ini, kami sangat bangga karena dapat melibatkan 130 tenant dari berbagai sektor dalam penyelenggaraan F8. Para pelaku usaha ini datang dari berbagai latar belakang, mulai dari kuliner, fashion, serta kerajinan tangan,” ungkap Indira saat didaulat menjadi narasumber dalam program live salah satu TV nasional, Jumat (26/7/2024). Indira mengungkapkan, para pengunjung disuguhkan dengan berbagai atraksi pertunjukan dan produk UMKM dari berbagai sektor di waterfront festival terpanjang dengan panjang 1,7 kilometer ini. Di sektor kuliner, tersedia makanan dan minuman khas Makassar seperti coto, pisang epe, dan olahan seafood, dan jajanan lain. Kerajinan tangan yang ditawarkan mencakup tas anyaman, tenun dan batik khas Makassar, hingga aksesori unik dan trendi. “Dari sektor itu, yang paling banyak dicari adalah kuliner, karena sekarang kan branding Makassar adalah Kota Makan Enak. Produk kerajinan juga diminati tapi yang paling diminati itu kuliner,” katanya. Selain itu, PKK Kota Makassar bersama Dekranasda memanfaatkan F8 untuk memperkenalkan produk UMKM dan kerajinan tangan hasil binaan mereka. Berbagai workshop dan sesi edukatif juga diadakan di beberapa tenant untuk mengenalkan proses pembuatan kerajinan tangan dan produk UMKM kepada pengunjung, dengan harapan dapat meningkatkan apresiasi dan permintaan terhadap produk lokal yang berkualitas tinggi. Dampak ekonomi bagi UMKM yang berpartisipasi di F8 pun sangat signifikan. Indira menegaskan bahwa F8 telah menjadi salah satu motor penggerak utama dalam mengembangkan ekosistem UMKM di Kota Makassar. “Tahun lalu, nilai transaksi di F8 mencapai Rp23 miliar, dan tahun ini ditargetkan bisa mencapai Rp30-37 miliar dengan target pengunjung 500 ribu orang,” pungkasnya. Sumber : Humas Kominfo Makassar
Rencana Dihadiri Joko Widodo, Gerakan Nasional Bulan Cinta laut Dipusatkan Di Kota Makassar
Perhelatan akbar Gerakan Nasional Bulan Cinta Laut (BCL) akan dipusatkan di Kota Makassar pada Agustus 2024 mendatang. Kegiatan ini rencananya akan dihadiri langsung oleh Presiden RI, Joko Widodo beserta jajaran kementerian kelautan dan perikanan (KKP). Gerakan ini merupakan bagian dari komitmen pemerintah dalam mengurangi sampah di laut dan pesisir. Hal tersebut disambut baik oleh pihak Pemerintah Kota Makassar yang dalam hal ini Pj Sekda Makassar, Firman Hamid Pagarra saat menerima kunjungan langsung Direktur Pendayagunaan pesisir dan pulau-pulau kecil Kementerian Kelautan dan Perikanan, Muhammad Yusuf beserta rombongan di Ruang Rapat Sekda, Balaikota, Jumat (26/07/2024). Kata Firman, kabar baik ini tentunya akan disambut positif oleh pihak Pemkot Makassar. Bahkan dirinya juga menyatakan dukungan penuh dan akan membantu segala kebutuhan yang dibutuhkan pihak penyelenggara. “Makassar kota pertama di luar jawa yang ditunjuk untuk pelaksanaan ini. Kami support dan menyambut baik rencana ini. Serta akan kami bantu yang dibutuhkan,” ucapnya. Sementara, Direktur Pendayagunaan pesisir dan pulau-pulau kecil Kementerian Kelautan dan Perikanan, Muhammad Yusuf mengatakan kegiatan ini merupakan tahun ketiga digelar dan memilihi pulau sulawesi yakni Kota Makassar. “Dua kota sebelumnya di Bali dan Surabaya. Ini kegiatan untuk mengurangi sampah dilaut. Dan ini salah satu program prioritas kita,” ungkapnya. Dia mengungkapkan akan banyak kegiatan yang dilakukan saat kegiatan tersebut salah satunya pemberian apresiasi kategori nelayan terinspiratif, kategori bank sampah dan masih banyak kategori lainnya. “Jadi kita masih seleksi tempatnya, apakah di pantai losari, pantai bosowa atau di untia. Kita masih tentatif kita akan pilih lokasi yang benar-benar pas,” pungkasnya. BCL telah diinisiasi sejak 2022. Tujuannya untuk mendukung target nasional dalam penanganan sampah laut dengan target mengurangi 70 persen sampah laut pada 2025 sesuai Peraturan Presiden No. 83 Tahun 2018, sekaligus sebagai implementasi program prioritas dalam mendukung kebijakan ekonomi biru KKP. (*) Sumber : Humas Kominfo Makassar
PJ Sekda Makassar Dukung Komitmen DKP Tingkatkan Ketahangan Pangan Berbasis Sumberdaya Lokal dan Urban Farming
Seiring bertambahnya jumlah penduduk di Kota Makassar maka kebutuhan akan pangan juga semakin meningkat jumlahnya. Untuk itu, Dinas Ketahangan Pangan (DKP) kota Makassar melalui Focus Grup Discussion (FGD) berkomitmen terus melakukan kegiatan pemberdayaan masyarakat demi pemenuhan pangan di Kota Makassar. Komitmen ini pula didukung penuh oleh PJ Sekda Makassar, Firman Hamid Pagarra yang memimpin FGD tersebut, di Ruang Rapat Sekda, Balaikota Makassar, Jumat (26/07/2024). Firman mengatakan ada tiga poin penting dalam pembahasan FGD ini yakni penangangan kemiskinan ekstrem, penanganan inflasi dan kurangnya lahan pertanian di Kota Makassar. Tiga poin ini menjadi isu penting untuk segera diberikan solusi. “Jadi kita terkenal dengan lorong wisata. Lorong ini disebut pak wali sebagai selnya kota. Periode pertama pak wali itu k disebut lorong garden lalu Bulo sekarang menjadi lorong wisata yang salah satu item di dalamnya itu budidaya pangan,” ujar Firman. Firman menjelaskan pemanfaatan ruang minimalis yang terdapat di perkotaan itu dimanfaatkan agar dapat menghasilkan produksi. Selain itu pemenuhan kebutuhan pangan, kenyamanan hidup di tengah polusi udara perkotaan dan menghadirkan nuansa estetika lingkungan masyarakat di lorong wisata. Kata Firman, salah satu upaya untuk terus meningkatkan produktivitas budidaya pangan diperkotaan dengan memakai metode urban farming. “Urban farming ini kita dukung untuk pemerataan pemenuhan pangan bagi masyarakat kota Makassar. Jadi penerapan ini pula dilakukan beberapa tahapan dan kordinasi dengan pihak KWT dan RT/RW,” sebutnya. Selain tahapan tersebut, sebelumnya program lorong wisata urban farming inj juga dibarengi dengan keterlibatan publik seperti pembentukan dewan lorong, pembentukan influencer atau bassi barania serta penguatan ketua RT/RW setempat yang ikut membantu mengawal dan menjaga keberlangsungan program lorong wisata. Karenanya, melalui FGD ini, Firman berharap forum ini dapat memberikan masukan serta gagasan yang dapat ditindaklanjuti untuk membantu pembenahan tata kelola pangan di kota Makassar. Sehingga hasilnya nanti dapat dirasakan oleh semua masyarakat dan dapat menstabilkan inflasi di Kota Makassar. (*) Sumber : Humas Kominfo Makassar
PAUD Rusunawa Panambungan Digodok Jadi Pilot Project Pokja Bunda PAUD Provinsi Sulawesi Selatan
Bunda PAUD Kota Makassar Indira Yusuf Ismail mendampingi Pj Bunda PAUD Provinsi Sulawesi Selatan Ninuk Triyanti Zudan dalam kunjungan ke PAUD dan Kelompok Bermain Rusunawa Kelurahan Panambungan, Kecamatan Mariso, pada Jumat (26/7/2024) Kunjungan ini dilakukan dalam rangka memperingati Hari Anak dan mengevaluasi kondisi PAUD setempat yang rencana bakal dijadikan pilot project oleh Pokja Bunda PAUD Provinsi Sulawesi Selatan. PAUD Rusunawa ini merupakan salah satu lembaga pendidikan anak usia dini yang dimiliki dan dikelola oleh yayasan. Kehadiran Ninuk beserta rombongan disambut antusias oleh anak-anak yang menampilkan tarian daerah dan yel-yel. “Selamat datang kepada Bunda PAUD Provinsi, kunjungan kita ini dalam rangka merayakan Hari Anak. Terlihat anak-anak kita sangat semangat menyambut Ibu Pj Bunda PAUD,” ungkap Indira dalam sambutannya. Di kesempatan itu, Indira meminta arahan kepada Pj Bunda PAUD Provinsi Sulsel dalam pengembangan sarana dan prasarana pendidikan anak usia dini. “Ibu Pj Bunda PAUD Provinsi bisa melihat kondisi PAUD yang ada di Makassar, khususnya di Kecamatan Mariso ini. Kepada Ibu Pj Bunda PAUD, tentu ada arahan dan petunjuk untuk memperbaiki PAUD yang ada di Makassar, Insyallah untuk pengembangan sarana prasarana pendidikan anak-anak kita di Makassar,” harap Indira. Indira juga menyampaikan bahwa saat ini Pemerintah Kota Makassar telah menghadirkan Sekolah PAUD Negeri yang berlokasi di Kecamatan Mariso dan Tamalate. Sekolah ini akan menjadi sekolah percontohan PAUD pertama di Makassar yang memiliki infrastruktur, fasilitas, dan suasana pembelajaran dengan standar internasional. Sementara itu, Ninuk sambutannya menyatakan apresiasinya kepada pengelola yayasan atas berdirinya PAUD tersebut. “Terima kasih kepada pengelola yayasan atas berdirinya PAUD ini. Kita apresiasi bahwa guru-gurunya berasal dari kader-kader PKK,” ujarnya. Ninuk juga menekankan pentingnya pendidikan anak usia dini. Sebab di usia inilah masa golden age anak yang akan menentukan karakter anak ke depannya. “Dari usia janin sampai usia 3 tahun, otak anak sudah bisa terbentuk sampai 80 persen. Kalau diberi stimulus, pemenuhan gizinya, kecerdasan mental dan karakter sudah terbentuk sebanyak 80 persen. Ini yang menentukan masa depan,” kayanya. Oleh karena itu, Ninuk menekankan pentingnya memperhatikan kesehatan, gizi, pola pengasuhan, perlindungan, dan pendidikan anak usia dini. “Dalam hal ini pemerintah terbatas, maka senang sekali dengan adanya yayasan yang memberikan anak kita gizi, kesehatan, pendidikan, dan sebagainya. Ini patut kita apresiasi ikhtiar kita bersama agar anak-anak di rusun ini bisa mendapat haknya agar generasi kita menjadi generasi unggul,” jelas Ninuk. Ninuk pun mengungkapkan keinginannya untuk menjadikan PAUD Rusunawa ini untuk menjadi salah satu pilot project di Pokja Bunda PAUD Provinsi Sulawesi Selatan untuk diberikan pembinaan. Kata dia, PAUD yang ingin dikembangkan adalah PAUD Holistik Integratif (HI), dengan harapan agar layanan PAUD menjadi holistik integratif, mencakup pendidikan, kesehatan, pemenuhan gizi, pengasuhan, perawatan, dan perlindungan terhadap hak-hak anak. “Semoga langkah kita bersama, di momentum di hari anak, kita semua bisa memberikan yang terbaik sesuai tupoksi kita dalam meningkatkan kualitas anak. Meski dengan keterbatasan, kita berikan yang terbaik untuk memenuhi hak-hak anak-anak kita,” pungkasnya. Sumber : Humas Kominfo Makassar
Segmen Film di Hari Kedua F8, Tayangkan Trailer dan Hadirkan Pemeran Film ‘Puang Bos’
Makassar International Eight Festival & Forum (F8) memberikan ruang kepada Film Puang Bos untuk menayangkan trailer sekaligus mempromosikan film yang mengangkat kearifan lokal Kapal Pinisi dan Sulawesi Selatan. Pada hari kedua F8 Makassar dengan tema ‘Makassar Sekalia’ dalam segmen Film, menyelenggadakan talkshow oleh para pemeran dan penayangan trailer Film Puang Bos di Zona 2 dan Zona 3 Festival F8 Makassar 2024 pada Kamis, (25/7/2024). Direktur Film Puang Bos, Bosaading Liwutang mengatakan film yang akan tayang tahun 2024 ini, menceritakan kisah menarik seorang Puang di Tanah Beru, Bulukumba, yang mengalami kebimbangan dalam mempertahankan tradisi pembuatan Kapal Pinisi keluarganya. Bosaading menjelaskan bahwa tujuan dari film ini adalah untuk menyorot kekayaan budaya Sulawesi Selatan, terutama Kapal Pinisi yang telah diakui oleh UNESCO sebagai warisan budaya tak benda. “Kami ingin menampilkan kekayaan budaya Makassar, Bulukumba, dan Sulawesi, khususnya Kapal Pinisi, sebagai bagian penting dari identitas kami,” ungkapnya. Lebih lanjut, Bosaading menekankan bahwa 90% dari kru produksi film ini berasal dari Makassar, sebagai upaya untuk menguatkan kehadiran budaya lokal dalam film tersebut. Kepala Dinas Pariwisata Kota Makassar, Muhammad Roem menyambut baik kehadiran film ini sebagai sarana untuk memperkenalkan kebudayaan dan bahasa Makassar kepada masyarakat luas. “Pertama promosi saja sudah banyak memberikan kontribusi yang besar seperti banyak yang ingin belajar bahasa Makassar, sejalan juga dengan pariwisata kita, dengan memperkenalkan Kapal Pinisi,” ucapnya. Roem berkomitmen Pemerintah Kota Makassar akan mendukung penuh film Puang Bos seperti juga mendukung film lokal lainnya. “Pemerintah Kota Makassar akan terus massif mempromosikan film-film yang mengangkat kearifan lokal yang juga berkontribusi signifikan terhadap pertumbuhan sektor pariwisata,” pungkasnya. Michelle Zuidith, pemeran Pertiwi dalam film ini, berbagi pengalaman proses mendalami karakter sebagai seorang yang berlatar belakang budaya Makassar. “Proses mendalami karakter dalam film ini tidak hanya menghadirkan kesulitan bahasa, tetapi juga memberikan wawasan mendalam akan kekayaan kultural Sulsel, khususnya Kapal Pinisi yang menjadi pusat cerita,” jelasnya. Namun demikian, Michelle mengaku menikmati proses belajar bahasa dan budaya Makassar yang menurutnya unik dan memiliki ciri khas tersendiri. Arif Brata, salah satu pemain yang merupakan konten kreator dan komika asal Makassar, mengucapkan terima kasih kepada Festival F8 Makassar karena memberikan platform bagi para seniman dan pembuat film lokal. “Pemerintah Kota Makassar sendiri telah memberikan dukungan besar dalam pengambilan gambar di lokasi-lokasi ikonik seperti Pantai Losari, serta melakukan promosi yang luas untuk film ini,” ucapnya. Ia juga mengajak masyarakat Makassar untuk menyaksikan “Puang Bos”, dengan harapan film ini akan semakin mengembangkan pemahaman tentang budaya dan bahasa Kota Makassar ke tingkat internasional melalui medium film. Sumber : Humas Kominfo Makassar
Fashion Show ‘Makassar Sekalia’ Pamerkan Baju Adat Pengantin Bugis-Makassar di F8 2024
Segmen fashion Makassar International Eight Festival & Forum (F8), menampilkan keindahan budaya baju bodo pengantin Bugis-Makassar di Zona 3 F8 pada Kamis, (25/7/2024). Sembilan rumah rias dan pengantin yang tergabung dalam Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Himpunan Ahli Rias Pengantin (HARPI) Melati Kota Makassar. Bertajuk ‘Makassar Sekalia’, sembilan rumah rias pengantin yang berpartisipasi memamerkan koleksi baju adat pengantin Bugis-Makassar terbaik mereka, memperlihatkan keindahan detail dan keunikan dari setiap desain. Diiringi instumen musik lagu Anging Mammiri, para model pria dan wanita berjalan dengan anggun di catwalk, mempertontonkan baju Bodo dengan berbagai warna dan desain modern namun tetap mempertahankan ciri khas baju Bodo. Kepala Dinas Pariwisata Kota Makassar, Muhammad Roem memberikan apresiasi atas kontribusi segmen fashion dalam mempromosikan kebudayaan Makassar sejalan dengan tema ‘Makassar Sekalia’. Roem mengatakan fashion show ini tidak hanya menunjukkan keindahan estetika baju Bodo, tetapi juga menjadi stimulus dari semangat untuk melestarikan kearifan lokal dalam era modern yang terus berubah. “Dengan adanya platform seperti F8, diharapkan bahwa kekayaan budaya Sulawesi Selatan, khususnya dalam hal fashion tradisional, dapat terus dijaga dan dikembangkan untuk generasi mendatang,” jelasnya. Salah satu penonton, Glo, mengungkapkan kegembiraannya atas penampilan fashion show yang menghibur ini. “Inj pengalaman pertama saya menyaksikan fashion show yang begitu kental dengan kearifan lokal, sangat menarik,” jelasnya. Fashion show ini tidak hanya menjadi panggung untuk memamerkan busana, tetapi juga sebagai upaya untuk melestarikan dan mempromosikan kekayaan budaya Makassar kepada dunia. Sumber : Humas Kominfo Makassar
Tari Pasompe dan Ariyo Wahab Meriahkan ‘Makassar Sekalia’ di Hari Kedua F8
Tari Pasompe persembahan dari Dinas Kebudayaan Kota Makassar turut memeriahkan event Makassar International Eight Festival & Forum atau F8. Pada hari kedua F8 yang mengangkat tema Makassar Skalia’ ini menampilkan berbagai seni-budaya khas Kota Anging Mammiri. Seperti penampilan budayawan juga seniman artis lokal yang turut berpartisipasi. Salah satu pertunjukan yang menarik ialah Tarian Pasompe atau tarian yang mengisahkan para perantau asal Sulawesi Selatan (Sulsel). Puluhan penari binaan Disbud Makassar membawakan Tari Passompe dengan apik. Perpaduan musik juga gerakannya menyatu. Passompe sendiri diistilahkan kepada para perantau Sulsel yang berlayar ke berbagai daerah di Asia Tenggara hingga Afrika sejak abad pertama Masehi. Mereka adalah pewaris budaya maritim yang kaya dan kuat. Para perantau diceritakan membawa serta nilai-nilai moral dan kearifan lokal dalam berdagang, bermasyarakat, dan beragama di tempat-tempat yang mereka singgahi. Mereka juga memberikan pengaruh positif bagi perkembangan peradaban Nusantara di Afrika. Di panggung utama ini, terlihat para penari menaklukkan kisah para perantau dengan baik dari setiap gerakan mereka. Ialah pemuda-pemudi dari Sanggar Pattonro, Sanggar Pakarena dan Sanggar Mappainge yang menunjukkan performa terbaiknya. Aksi memukau mereka juga mendapat tepuk tangan meriah pengunjung. Pertunjukan Passompe kali ini pun mendapat apresiasi sangat meriah. Para pengunjung juga antusias dan begitu sumringah. Uniknya, masing-masing penari juga mengenakan pakaian adat yang merepresentasikan berbagai suku di Sulsel. Seperti Baju Bodo, juga Mandar dan Toraja. Dalam durasi 15 menit lebih pun tak terasa karena bagusnya konsep juga kostum mereka. Item penampilan lainnya ialah vokalis Ariyo Wahab. Musisi asli Makassar ini melengkapi konsep Makassar Skalia’ pada hari kedua event Top KEN Kemenparekraf lima kali berturut-turut ini. Ariyo memecahkan suasana panggung utama dengan lagu-lagu rock serta beat. Di antaranya yang dinyanyikan ialah lagu Iwan Fals Penguasa juga karya bandnya yakni Papa Minta Uang. Ariyo berhasil membawa pengunjung bernostalgia dengan lagu-lagu era 90-an sampai 2000-an tersebut. Semua penonton yang merapat di panggung utama dibuat loncat-loncat. Suaranya yang rock dan karakternya yang humble membuat penonton terkesima. Kerinduan atas Makassar juga terobati. Pasalnya penampilan artis lokal betul-betul menambah nuansa Makassar Skalia’ pada F8 kali ini. Pada kesempatan yang sama, Ariyo berharap festival F8 terus hidup dan berkembang lebih besar sehingga menjadi inspirasi kota lain. Selain itu, dia bersyukur karena hari kedua F8 dikhususkan bagi seniman lokal asal Makassar sebagai ajang pertunjukan bakat. “Kita berharap F8 ini sebagai wadah seniman lokal Makassar untuk terus maju dan mengembangkan bakatnya,” harap Ariyo di sela-sela manggungnya. Sekitar 45 menit tampil, pria gondrong berkacamata ini undur diri dan berfoto-foto bersama fansnya di panggung. (* Sumber : Humas Kominfo Makassar