Inisiatif Pemerintah Kota Makassar melaksakan program HomeCare (dottoro ta) pada Tahun 2016, dengan berbagai permasalahan dan keluhan diantaranya : Banyaknya masyarakat miskin tidak mampu mendapatkan layanan kesehatan dengan cepat dan komprehensif, Unit layanan kesehatan yang tersedia tidak mampu mengakses wilayah tempat tinggal terpencil, padat dan kumuh. Kurangnya Informasi layanan kesehatan sehingga penanganan pasien menjadi lambat, Kurangnya kesadaran masyarakat untuk melaporkan ke pusat layanan kesehatan jika ada masyarakat yang sakit, adanya keluhan prosedur layanannya kesehatan yang masih rumit dan berbelit.
Pendekatan Home Care (dottoro ta) adalah mendekatkan layanan kesehatan, memperluas dan menyentuh seluruh lapisan masyarakat, dan mempermudah serta mengratiskan, serta mengintegrasikan berbagai layanan kesehatan (rumah sakit, integrasi data, telemetrik, dan dokter ahli).
Progres layanan saat ini Akses layanan homecare sudah mencapai 100% ke seluruh kecamatan dan kekelurahan di Kota Makassar, Akses unit layanan homecare, 100 % sudah mampu mengakses lorong-lorong termasuk masyarakat yang berada kepulauan. Homecare terhubung dengan layanan 48 Puskesmas di 14 Kecamatan di Kota Makassar, tersedia 48 Unit Mobil Homecare, 46 Tele-USG, 46 Tele-EKG, dan dengan Call Centre 112 stanby 24 jam 7 hari, sehingga Masyarakat dengan mudah mendapatkan bantuan homecare. Ekspektasi Masyarakat dengan layanan homecare sangat tinggi dengan jumlah panggilan ke Call Center 112 per tahunnya. Tahun 2017 sebanyak 3.181 penelpon, Tahun 2020 sebanyak 2.979 penelpon dan Tahun 2021 sebanyak 1.933 penelpon.
Jumlah pasien yang ditangani Program Home Care sejak peluncuran sangat tinggi, pada Tahun 2016 sebanyak 4,685 pasien, Tahun 2019 sebanyak 5181 pasien, Tahun 2020 sebanyak 4253 pasien, Tahun 2021 sebanyak 3505 pasien, Tahun 2022 hingga Bulan Juni sebanyak 1935 Pasien.
Dampak program yaitu; 1) Penanganan pasien lebih cepat dan komprehensif, 2) Mengurangi angka rujukan pasien karena pasien langsung dilayani dilokasi/di rumahnya, 3) Peningkatan pemahaman keluarga pasien karena dilibatkan dalam pelayanan/ Tindakan, 4) Meningkatkan, mempertahankan dan memperbaiki kondisi kesehatan pasien karena adanya edukasi, 5) Mencegah atau meminimalkan efek buruk penyakit untuk mencapai kemampuan pasien secara optimal. 6) Memenuhi kebutuhan atas rasa aman dan nyaman pasien karena berada ditengah-tengah keluarga dengan tetap memenuhi prinsip persyaratan kesehatan. 7) Pelayanan akan cenderung lebih optimal dan tepat karena melihat kondisi sosio ekonomi dan budaya pasien yang dilayani.
Makassar, 30 Agustus 2022
Oleh :
Dr. Jusman