MAKASSAR – Gerakan Jagai Anakta yang digelorakan oleh Pemerintah Kota Makassar diharapkan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Bukan hanya sekedar jargon belaka.
Hal ini disampaikan Ketua TP PKK Kota Makassar, Indira Jusuf Ismail saat menjadi narasumber Seminar Pola Asuh Orang Tua Terhadap Anak yang diprakarsai Dharma Wanita Persatuan Kota Makassar di Ruang Sipakatau, Balaikota Makassar, Selasa (23/08).
“Kita selalu gelorakan Jagai Anakta, Pemkot Makassar sudah membuat sejumlah program untuk mendukung dalam rangka untuk memenuhi hak anak. Tapi, tanpa peran aktif orang tua di dalamnya tentu akan sulit berhasil,” ungkap Indira Jusuf Ismail.
Sebagai madrasah pertama, peran orang tua menjadi pusat pengetahuan dalam proses tumbuh kembang anak. Maka dari itu, kata Indira Jusuf Ismail perlu pemahaman lebih bagi orang tua mengenai pola asuh anak.
Menurut Indira Jusuf Ismail, Jagai Anakta oleh orang tua dimulai jauh sebelum anak itu lahir. Tepatnya ketika menjalani penyuluhan calon pengantin ataupun pasangan suami istri yang merencanakan kehamilan.
“Betul kita perlu memaksimalkan pola asuh kita di 1.000 hari pertama kehidupan anak, tapi lebih tepat dimulai ketika pasangan suami istri merencanakan kehamilan, di situlah proses Jagai Anakta dimulai. Ingat orang tua bukan cuma ibu saja, orang tua itu ayah dan ibu, peran keduanya sangat dibutuhkan,” ujar Indira Jusuf Ismail.
Di usia emas anak, jelas Indira, perlu bagi orang tua untuk mengoptimalkan pola asuh, pola asah, dan pola asih. Sebab pengasuhan anak, harus diselaraskan dengan pengasahan kemampuan motorik maupun verbal anak.
“Yang paling penting dalam prosesnya kita juga melakukannya dengan asih, mengasihi. Ada kasih sayang di dalam prosesnya, termasuk doa-doa agar Allah senantiasa menyempurnakan tumbuh kembangnya,” cetus Ketua Dewan Pembina DWP Kota Makassar ini.
Selanjutnya pola asuh disesuaikan dengan kategori usia anak. Indira Jusuf Ismail menyebut di sinilah fase di mana orang tua berbagi pola asah dengan pihak pendidikan formal. Dalam fase ini, anak secara biologis mulai beranjak remaja.
“Ketika usia sekolah hingga remaja ada sedikit perbedaan. Pola asuh dan asih tetap berjalan, pola asuhnya sudah dibantu oleh sekolah. Tapi dalam perkembangannya harus tetap dalam pengawasan kita. Karena kita harus tahu bagaimana anak kita di sekolah, bagaimana belajarnya, bagaimana mereka berinteraksi dengan gurunya itu bagian dari penjagaan kita juga,” kata ibu tiga orang putri ini.
Ia mengaku optimis Kota Makassar akan lebih maju jika pola asuh dalam semangat Jagai Anakta betul-betul diterapkan oleh semua orang tua di Kota Makassar.
“Kalau ini diterapkan insyaa Allah kita tidak akan khawatir seperti apa Makassar di masa depan, masa anak-anak kita semua nantinya sudah dewasa,” tutupnya.
Sumber : Humas Kominfo Makassar