Makassarkota, MAKASSAR,- Penjabat Wali Kota Makassar Iqbal Suhaeb memperkenalkan gerakan 6to9off saat menyambut tim penilai P2K3 provinsi Sulawesi Selatan di RT1/RW2, kelurahan Borong, kecamatan Manggala, Jumat (6/12).
Gerakan 6to9off adalah gerakan yang berawal dari rumah atau keluarga yang mengajak seluruh anggota keluarga menciptakan waktu berkualitas dengan tidak menonton televisi, dan tidak bermedia sosial pada pukul 6 sore hingga 9 malam.
“Selama 3 jam setiap hari, anggota keluarga melakukan aktivitas yang dapat menumbuhkan kebersamaan, kasih sayang, dan saling peduli satu sama lain,” kata Iqbal.
Di rentang waktu 3 jam itu, bagi yang muslim, kepala keluarga bersama seluruh anggota keluarganya dapat menjalankan shalat Magrib berjamaah dilanjutkan dengan dzikir, dan tadarus Al Qur’an.
Setelah itu, aktivitas keluarga dapat dilanjutkan dengan berbincang mengenai kegiatan apa saja yang dilakoni pada hari itu, termasuk hal-hal yang menyenangkan ataupun kejadian yang kurang mengenakkan yang dialami, sambil makan malam bersama seluruh anggota keluarga.
“Gerakan 6to9off membuka ruang interaksi yang lebih intens antar anggota keluarga. Mereka bisa lebih terbuka membicarakan apa saja. Lewat perbincangan itu, orang tua juga dapat menanamkan nilai-nilai luhur, budi pekerti, dan karakter yang baik bagi anak-anaknya,” ucapnya.
Iqbal menambahkan, gerakan 6to9off merupakan cerminan penerapan empat ketahanan keluarga yang meliputi :
1. Waktu keluarga berkumpul.
2. Keluarga berinteraksi.
3. Keluarga berdaya.
4. Keluarga peduli dan berbagi.
Tim penilai P2K3 provinsi Sulawesi Selatan Dr Novaty Eny Dungga menyampaikan melalui kegiatan P2K3 akan meneguhkan komitmen untuk membangun bangsa yang dimulai dari keluarga dengan menciptakan ketahanan keluarga.
“Ketahanan keluarga merupakan konsep multidimensi yang didasarkan pada enam dimensi ketahanan keluarga yaitu landasan legalitas dan struktur, ketahanan fisik, ekonomi, sosial psikologi, sosial budaya, dan kemitraan gender,” bebernya.
Pendekatan ketahanan keluarga lebih meningkatkan kualitas keluarga dalam mewujudkan kesetaraan gender dalam keluarga dan masyarakat.
Sumber: Hidayat