Awal Tahun Pemerintah Kota Makassar Duduk Bersama Pemprov Sulsel Dan Bank Indonesia Bahas Laju Inflasi
Makassar – Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) yang terdiri dari Bank Indonesia, Pemprov Sulsel dan Pemkot makassar serta beberapa BUMN lainnya mengadakan pertemuan dalam rangka membahas laju inflasi awal tahun 2019 khususnya di daerah Sulawesi Selatan. Pertemuan antara TPID dikemas dalam suatu acara Nongkrongki dipimpin langsung kepala Bank Indonesia perwakilan Sulawesi Selatan Dwiyapoetra di Warung Koffie Batavia Mall Pipo Jalan Metro Tanjung Bunga Makassar, Rabu 9 Januari 2019. Direktur Bank indonesia Sulsel Dwityapoetra mengatakan tingkat laju inflasi Sulawesi Selatan hingga saat ini mencapai 3,50 persen di atas rata rata laju inflasi nasional yang mencapai 3,13 persen “Walaupun laju inflasi 3,13 persen pada tingkat nasional sedangkan Sulsel masih pada kisaran 3,50 persen dibawah, namun daerah kita masih termasuk dalam zona aman pada laju inflasi,” ucapnya. Menurutnya laju Inflasi di daerah Sulsel pada tahun 2018 lalu, terutama disebabkan oleh kenaikan Volate food sebagai kontributor laju inflasi terbesar seperti Beras daging ayam, ikan cakalang, bawang merah, dan ikan bandeng Sementara itu Penjabat Sekretaris Daerah (Sekda) kota Makassar Hj.Naisyah Tun Asikin mengemukakan pemerintah kota makassar dalam mengantisipasi ketersedian pangan di kota makassar telah berkoordinasi dengan pemerintah propinsi untuk bekerja bersama dengan daerah penyangga yang berdekatan dengan kota Makassar. Selain bekerja sama dengan daerah penyangga pemerintah kota merencanakan pula untuk mengoperasionalkan sepuluh unit mobil smart inflation control untuk membantu menekan inflasi harga pada beberapa komuditas tertentu “Layanan mobil ini nantinya menghubungkan antara daerah penyangga dengan kota makassar sesuai kesepakatan dan kebijakan pemerintah propinsi guna membantu menekan laju inflasi komoditas tertentu,”jelasnya. “Pengoptimalan peran satgas pangan dan perusda khususnya PD Pasar tentunya sangat membantu untuk mengontrol kenaikan harga harga komoditas pangan di pasar tertentu,” tambahnya. Naisyah juga mengapresiasi Bank Indonesia yang telah bekerja sama dengan pemerintah kota Makassar sehingga berhasil meraih TPID Award tahun 2018. Begitu pula dengan kerjasama dalam program lorong inflasi. “Ada tujuh lorong inflasi yang sudah terbentuk di Makassar, ini berkat kerjasama antara Bank Indonesia dan Pemkot Makassar guna menekan laju inflasi dan menambah pendapatan ekonomi masyarakat,”pungkasnya.(dayat/cammang)
Unicef Apresiasi Kampanye Imunisasi Campak Rubella Pemkot Makassar Melampauhi Target
Makassar – Wali Kota Makassar Moh. Ramdhan “Danny” Pomanto menerima United Nations Childrens Fund (Unicef) di ruang kerjanya, Balaikota Makassar, Rabu (9/1). Pihak Unicef didampingi Yayasan Bakti. Kehadirannya dalam rangka melaporkan capaian dan tantangan yang dihadapi Pusat Kesejahteraan Sosial Anak Integratif (PKSAI) di Makassar. Hal ini disampaikan Chief Field Office Unicef Sulawesi dan Maluku Henky Widjaja menyampaikan perkembangan kerja sama antara pihak Unicef dan Pemerintah Kota Makassar. Yang pertama menyampaikan laporan pencapaian dari kampanye imunisasi campak rubella di Makassar tahun 2018. Makassar melampauhi target di atas 95 persen per 31 Desember. “Terus dari program pemerintahan, kami ada beberapa program, pertama catatan sipil, pencapaian cakupan akta lahir 93 persen. Terus program e-bullying di sekolah. Pemerintah kota sudah mereplikasi dengan anggaran sendiri. Tahun ini berlanjut, dari sebelumnya 4 sekolah akan dikebangkan lagi,” ucapnya. PKSAI di Makassar adalah program percontohan. Ada 5 wilayah diterapkan di Indonesia. Di Sulsel selain Makassar juga masuk Kabupaten Gowa. “Program ini terus dikembangkan di Makassar, ada peningkatan layanan 5 sampai 10 kali sehingga hal ini akan direplikasi di 111 kabupaten kota seluruh Indonesia,” terang Dessy Susanti, Konsultan PKSAI. Sementara itu Amelia Tristiana, spesialis perlindungan anak Unishef menegaskan bahwa PKSAI ini bersifat pencegahan. Pihaknya tidak menginginkan adanya anak-anak jadi korban. Namun lebih mengarah pada proteksi dini terhadap anak yang rentan sebelum menjadi korban. Terkait hal tersebut, Wali Kota Danny Pomanto menyampaikan pihak Pemerintah Kota akan lebih konsen dan maksimal terhadap masalah sosial anak-anak. Salah satunya dengan pengembangan konsep “rumah hati, rumah huni”, stop bullying di sekolah, dan trauma healing. “Ini semua kita segera benahi, saya sudah sampaikan Plt. Kepala Dinas Sosial. Karena memang persoalannya di sini. Unicef banyak menyampaikan keluhan terkait Dinas Sosial sebelumnya. Kita minta maaf untuk itu, kita akan perbaiki tahun ini, dengan Kadis Sosial kita yang baru,” jelasnya. Sebagai 5 wilayah yang masuk percontohan secara nasional untuk PKSAI, Danny mengatakan akan lebih detail dan lebih terintegrasi sehingga tidak terulang lagi masalh-masalah sebelumnya. “Masalahnya kita punya ‘rumah hati rumah bakat’ tapi tidak jalan. Saya minta dijalankan, analisisnya sudah cukup, kita langsung praktek saja, kita jalankan,” tegas Wali Kota. (*/cammang)
Kadis Kebudayaan Kota Makassar Membuka Pameran Karya Studi Mahasiswa Unismuh Beyond Exhibition
Pameran karya studi bertajuk Beyond Exhibition digelar oleh mahasiswa seni rupa semester akhir universitas Muhammadiyah yang dibuka oleh kepala dinas kebudayaan kota Makassar Sittiara Kinang di Mall Phinisi Point , Rabu 9/1/2019. Beyond Exhibition merupakan pameran karya studi khusus yang wajib dilaksanakan oleh setiap mahasiswa jurusan pendidikan seni rupa Unismuh Makassar dengan jumlah kredit 4 SKS, sebelum menyelesaikan studi jenjang S1. Menurut Dr .Muh. Faisal MRA pameran yang dilaksanakan bertujuan untuk memberikan ruang apresiasi kepada setiap kalangan untuk mengapresiasi berbagai jenis karya seni rupa. Sehingga pemahaman dan wacana seni rupa terbuka secara luas dan biasa dipahami oleh banyak orang. “Kegiatan pameran ini dilaksanakan dengan memamerkan karya-karya seni mahasiswa yang sudah mendapat kelayakan untuk dipamerkan dari masing-masing dosen pembimbing berupa seni ilustrasi, dan seni kuriya,” ucapnya. Kadis kebudayaan Sittiara Kinnang yang diundang untuk membuka acara, sangat apresiasi dengan digelarnya Beyond Exhibition Menurutnya selain persyaratan untuk menyelesaikan kuliah, karya karya seni yang ditampilkan oleh mahasiswa perlu mendapat dorongan sehingga bisa dikembangkan. “Mahasiswa harus memperlihatkan karya seninya agar dapat diaplikasikan dimasyarakat sehingga dapat berguna bagi dirinya dan orang lain,” tuturnya. Menurut Sittiara dalam mendukung karya seni tersebut pemerintah kota makassar, khususnya dinas kebudayaan akan membuka tangan dan berkolaborasi dengan pihak perguruan tinggi khususnya di bidang budaya dan seni. “Kedepannya kita akan bekerja sama melakukan kolaborasi dengan mahasiswa khususnya dalam pengembangan karya seni dan budaya dengan melakukan berbagai pameran seni kebudayaan seperti kegiatan Beyond exhibition ini, guna terus melestarikan budaya daerah kita,,” terangnya. Pameran Beyond Exhibition akan berlangsung selama tiga hari di Mall pipo dimulai dari tanggal 9 – 11 Januari 2019, memamerkan hasil karya seni ilustrasi dan kriya lima mahasiswa semester akhir ilmu kependidikan Unismuh.(*/cammang)
2019, Wali Kota Makassar Target Raih Adipura dan Kota Sehat
Makassar – Wali Kota Makassar Moh. Ramdhan “Danny” Pomanto menyampaikan optimismenya di tahun 2019 ini mampu meraih penghargaan Kota Sehat dan Adipura sekali kerja. Hal ini ia ungkapkan saat Rakor Pemkot Makassar tahun 2019 terkait pencapaian target kota sehat, penghargaan Swastisaba Wistara yang ke 5 dan target penghargaan adipura ke 4 tahun 2019. Rakor berlangsung di Ruang Sipakalebbi, Balaikota Makassar, Rabu, (9/1). Sebagai Ketua Assosiasi Kabupaten Kota Peduli Sanitasi Indonesia (Akkopsi), Danny mengatakan Makassar sudah tentu menjadi pionir. Karena itu dirinya betul-betul melakukan evaluasi terkait kekurangan-kekurangan yang masih perlu dibenahi. Open Defecation Free (ODF) adalah kondisi ketika setiap individu dalam komunitas tidak buang air besar sembarangan, Pembuangan tinja yang tidak memenuhi syarat sangat berpengaruh pada penyebaran penyakit berbasis lingkungan, sehingga untuk memutuskan rantai penularan ini harus dilakukan rekayasa pada akses ini. Menurut Danny, kondisi seperti ini mestinya tidak sulit lagi. “Kita sudah bangkit dari keterpurukan dengan MTR, LISA yang membutuhkan konsistensi dan komitmen. Perlu direcovery lagi semangat kita untuk Makassar tidak rantasa. Yg di dalamnya ODF ini bisa 0 (nol) persen. Kalau anda turun di Makassar itu, kalau komunikasi baik, sipakatau, sipakalebbi, sipakainge baik, insya Allah semua persoalan sosial akan terselesaikan dan masyarakat akan mengikuti kita,” pungkasnya. Danny pun meminta ini menjadi perhatian serius. Bahkan menurut dia, dirinya akan turun langsung menyelidiki hal ini, apakah aparat di kelurahan membenahi hal tersebut. “Semangat koordinasi kota sehat dan adipura pada intinya sama saja. Kalau kita dapat kota sehat insya Allah kita dapat adipura. Kita kerja sekaligus. Karena ini mirip-mirip. Bank sampah akan lebih kita semarakkan lagi. Kita bikin Lorong bioregister. Kalau dapat semua LPPD kita insya Allah kita akan meraih prasamya purnakarya nugraha pada satu periode pemerintahan,” tambahnya. “Makanya kemampuan kita lebih ditingkatkan jangan cepat puas, biasa saja orang belajar di Makassar lebih pintar dari kita,” ungkapnya. Sebelumnya, Nurbahri Nur mengingatkan jika penilaian kota sehat kali ini sangatlah berat dan rumit dari segi persyaratannya. “4 kali kami melakukan penilaian cukup santai, yang ke 5 kami dibebani persyaratan cukup sulit. Kota sehat ini, bukan lomba kelurahan, tapi prosesnya yang dinilai. Dan dia harus Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) atau sanitasi harus 100 persen,” ungkapnya (*)