Akui Sukses Kelolah Sampah, Waringin Barat Berguru Ke Makassar
Makassar – Meski tahun ini kota Makassar gagal meraih adipura, namun sejumlah daerah masih tetap mengunggulkan penanganan sampah kota ini. Mulai dari pengembangan TPA, pengelolaan bank sampah, hingga sistem penjemputan ke rumah-rumah warga dinilai masih jauh lebih maju dari daerah lain. Salah satunya adalah Waringin Barat, Kalimantan Tengah. Sekaitan dengan hal tersebut, Wakil Bupati Waringin Barat Ahmadi Riansyah memboyong OPD dari daerahnya yang diterima langsung Wali Kota Makassar Moh. Ramdhan ‘Danny’ Pomanto, di ruang kerja wali kota, Kamis (14/2). “Saya perlu belajar karena itu saya datang ke sini. Terutama masalah persampahan. Kami sendiri telah 12 kali raih adipura. Tapi tantangannya adalah mempertahankan. Kami ingin ke depan bisa juga sukses seperti Makassar bisa mengelolah sampah ini dengan baik. Selanjutnya, mungkin ada informasi-informasi yang bisa kita pelajari dan tiru dari Makassar,” ucapnya. Selain pengelolaan sampah, Ahmadi juga mengaku akan belajar pelayanan publik Pendidikan, kesehatan, dan penyelenggaraan pemerintahan. Menanggapi hal itu, Danny menyampaikan jika kunjungan tersebut sifatnya saling share informasi saja. Ia mengatakan banyak juga keunggulan Waringin Barat yang bisa diikuti Makassar. Meski demikian ia mempersilahkan Ahmadi untuk melihat semua keunggulan smart city kota Makassar. “Smart city kita sangat berfungsi sejak 2015. Untuk pengelolaan sampah TPA kita sangat bagus, sistem penjemputan sampah dan mobil sampahnya bisa ditracking melalui war room,” jelasnya. Danny pun mempersilahkan mereka mengunjungi war room atau command centre Makassar, city galery yang menyerupai URA Singapura serta berbagai hal yang menjadi keinginan rombongan Wakil Bupati Waringin Barat. “Walau pun kemarin kita tidak dapat adipura, tapi kita tidak pernah menyerah, atau berkecil hati. Bahkan penilai LPPD kita ajak ke TPA. LPPD kita nomor satu, Surabaya di urutan ke 2 dan Bandung nomor 6,” kata Danny. Ia juga tak lupa memperkenalkan PTSP bintang 5, serta kecanggihan war room yang dapat memantau lalulintas, layanan kesehatan kejahatan, komplain masyarakat, rumah sakit, bank sampah, mobil sampah, penduduk mati hidup tiap hari, serta yang keluar masuk. “Homecare, kita jadi percontohan di asia tenggara, dan sudah dicontoh Jambi, Bandung, dan Manado,” ungkapnya.(dayat/cammang).
Tim Common sense LPPD Verifikasi Pelayanan Pendidikan Kesehatan dan Kebersihan
Makassar – Tim Common sense LPPD kementrian Otoda RI hari ini melanjutkan verifikasi faktual penilaian Parasamya Purnakarya Nugraha tahun 2019. dipelayanan publik Pemerintah kota Makassar, Kamis10/2/2019. Penilaian dilakukan dengan melihat langsung beberapa sektor pelayanan pemerintahan diantaranya pendidikan, Kesehatan dan kebersihan. Dimana didalamnya mempunyai suatu inovasi atau terobosan peningkatan pelayanan yang merata dan lebih maju bagi masyarakat luas. Kasubdit Peningkatan Kapasitas Daerah. Direktorat Evaluasi Kinerja dan Peningkatan Kapasitas Daerah Otoda Gensly, SE, MPA, mengatakan dia bersama timnya akan melihat langsung inovasi di bidang pendidikan. “Kita ingin melihat apakah penerapan 18 revolusi pendidikan, telah didukung oleh sarana prasarana yang maju serta memadai bagi dunia pendidikan,q” ucapnya. Di bidang kesehatan tim common sense juga melihat langsung pelayanan prima yang diberikan oleh Puskesmas Minasa Upa, meninjauan lorong KB dan Lorong Garden di kelurahan Pandang serta peninjauan langsung pusat pengelolaan Bank sampah. “Ini semua akan kita rangkum dan diajukan pada sidang kabinet sebagai syarat penilaian Parasamya Purnakarya Nugraha,” jelasnya. Turut mendampingi tim common sense, melakukan verifikasi diantaranya Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Makassar Muhammad Anshar, Kepala dinas Pendidikan kota Makassar Rahman Bando, Kadis Kesehatan, dr. Naisyah Tun Azikin, Kaban Bappenda Irwan Adnan, serta Kabag Pemerintahan Andi Mappanyukki.(dayat/cammang)
Danny Tetapkan Kuliner PK 5 Sebagai Kekuatan Ekonomi Makassar
Makassar – Wali kota Makassar Moh. Ramdhan ‘Danny’ Pomanto mengandalkan kuliner Makassar sebagai kekuatan ekonomi. Hal ini ia tegaskan saat menghadiri Forum Perangkat Daerah Tahun 2019, Dinas Koperasi dan UKM, di Ruang Sipakatau, Balaikota Makassar, Kamis (14/2). Kuliner Makassar kata Danny adalah cita rasa internasional. Terbukti, saat dirinya melakukan promosi wisata di Spanyol dan Swiss, aneka kuliner Makassar yang disajikan begitu digemari. Bahkan hanya dalam hitungan jam saja, semua jenis makanan seperti konro, coto, pallubasa habis. Berdasarkan hal tersebut, wali kota berlatar konsultan ini memutuskan kekuatan kota anging mammiri ini pada kuliner. Menariknya, strategi yang dipercaya sebagai kekuatan ekonomi Makassar ini justru tonggaknya adalah pedagang kaki lima (PK5). “Ekonomi mulai paling kecil sampai besar saling mempengaruhi satu sama lain. Tidak ada ekonomi makro tanpa ekonomi mikro. Kalau hanya ngurus yang makro saja maka terjadi ketimpangan Yang disebut gini rasio, sedikit orang menguasai banyak uang,” ungkap Danny. Selain itu, hal ini menjadi wujud kepedulian pemerintah meningkatkan kesejahteraan rakyat kecil. “Pemerintah harus mengambil peran strategis. Ini sebagai tanggung jawab kita memperhatikan rakyat kecil. Pemerintah hadir sebagai jembatan. 3600 PK5 jika kita berdayakan menjadi potensi yang luar biasa. Kita bikinkan tempat di area termahal yang ditempati secara gratis yakni di Kanrerong,” terangnya. Danny menargetkan, jika sebelumnya PK5 yang hanya beromset Rp200ribu akan meningkat hingga Rp1juta atau Rp2juta per malam. Dan sebelum hal itu tercapai PK5 tidak akan ditarik retribusi. “Tidak ada retribusi dipungut sebelum penghasilan Rp1 juta per malam,” tegas Danny. Kanrerong sendiri dibangun pemerintah dengan biaya Rp9 miliar. Sebanyak 270 lapak yang disiapkan, jika omset telah mencapai Rp1 juta-Rp2juta, maka kontribusi terhadap pemerintah kota bisa mencapai Rp17 miliar.(dayat/cammang).