Mendagri RI Puji Danny Sebagai Wali Kota Paling Responsif dan Jadi Contoh Seluruh Kota se-Indonesia
PADANG – Menteri Dalam Negeri RI Tito Karnavian menyebut nama Wali Kota Makassar Mohammad Ramdhan ‘Danny’ Pomanto berkali – kali saat menutup Rakernas Apeksi XV Tahun 2022 di Padang, Selasa (9/08). Danny Pomanto mendapat hujan pujian dari Tito Karnavian atas keberhasilannya mengendalikan angka Covid 19 di Makassar lewat berbagai langkah dan kebijakannya yang dinilai responsif dan inovatif yang terbukti mampu berkontribusi signifikan dalam pemulihan ekonomi dan berdampak secara nasional. Makassar menjadi contoh bagi kota – kota lainnya di Indonesia sebagai kota dengan pelayanan publik terbaik. Tito menilai Danny sebagai pemimpin yang memiliki konsep program pemerintahan yang detail, dan langkah – langkah kebijakan yang afirmatif. “Sama dengan pak Danny Pomanto. Puang, terima kasih banyak. Beliau salah satu wali kota pertama yang melakukan survei (kekebalan tubuh terhadap Covid – 19), dan hasilnya cukup tinggi 87 persen. Sehingga data tersebut juga mengkonfirmasi temuan survei secara nasional oleh Kemendagri RI dan Kemenkes RI,” puji Tito. Danny merasa bersyukur atas semua pujian yang dilayangkan Mendagri kepada dirinya. Hal ini menunjukkan apresiasi positif terhadap pemerintahannya. Sumber : Humas Kominfo Makassar
Tingkatkan Kepatuhan Wajib Pajak Hiburan, Pemkot Makassar Gelar Sosialisasi
MAKASSAR – Pemerintah Kota Makassar gelar sosialisasi kepatuhan wajib pajak daerah, pajak hiburan melalui Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Kota Makassar di Hotel Horison Selasa (9/08). Sosialisasi dibuka oleh Sekretaris Daerah Kota Makassar, Muh Ansar, mewakili Wali Kota Makassar, yang diikuti oleh perwakilan wajib pajak hiburan yang ada di Kota Makassar. “Pajak merupakan salah satu sumber pendapatan daerah, yang memberi pengaruh cukup signifikan terhadap peningkatan perekonomian masyarakat. Guna meningkatkan kepatuhan pajak dilakukan kajian secara kontinyu, salah satunya melalui sosialisasi ini,” ujarnya. Hal senada diungkapkan Kepala bidang pajak daerah dan retribusi, Hariman mewakili kepala badan pendapatan daerah. Sosialisasi ini merupakan salah satu upaya merangsang agar peningkatan kepatuhan pajak dapat terlaksana. “Saat trend hiburan semakin membaik, dibanding tahun kemarin saat masa pandemi. Usaha hiburan telah mulai buka kembali setelah beberapa lama tutup. Untuk itu, kita mengingatkan kembali agar melakukan kepatuhan pajak melalui pendekatan persuasif,” ujarnya. Selain itu, melalui sosialisasi ini diharapkan dapat dipikirkan secara bersama, bagaimana dunia hiburan di Kota Makassar dapat semakin tumbuh. Kegiatan ini dihadiri pula Kepala Bidang Pajak Daerah Kota Makassar Syibli Muhammad, dan Ketua Asosiasi Usaha Hiburan Malam Zulkarnain. Sumber : Humas Kominfo Makassar
Peserta Rakernas APEKSI XV, Tunjuk Makassar Tuan Rumah APEKSI 2023
PADANG – Rapat Kerja Nasional (Rakernas) APEKSI XV memutuskan kota Makassar sebagai tuan rumah APEKSI XVI 2023 mendatang. Dimana sebelumnya, ada dua kota yang diusulkan yakni Kota Surakarta, Solo dan Sulawesi, Kota Makassar. Namun melalui rapat pleno III, kesepakatan forum memilih Kota Makassar secara aklamasi. “Alhamdulillah, Kota Makassar sangat siap. Seperti yang saya jelaskan di depan forum tadi dan teman-teman melihat Kota Makassar siap,” ucap Danny, usai mengikuti sidang pleno, di Hotel Truntum, Selasa (9/08). Danny menyebutkan Kota Makassar tiap tahun menyelenggarakan Event International yakni F8. Ini menjadi landasan mengapa Makassar siap untuk menjadi tuan rumah APEKSI 2023. Tak hanya itu, salah satu pertimbangan Ketua Dewan Pengawas APEKSI yang juga Wali Kota Jambi Syarif Fasha, APEKSI belum pernah sekalipun diadakan di Pulau Sulawesi. “Pulau Jawa sudah dua kali, Kalimantan juga sudah, Sumatera juga sudah dua kali. Jadi tinggal pulau Sulawesi yang belum pernah, dan pulau Sulawesi itu pusatnya di Kota Makassar,” jelasnya. Kesiapan kota Makassar menjadi tuan rumah itu 100 persen untuk mengadakan event besar seperti APEKSI. Dari segi penginapan, kota Makassar memiliki 15 ribu Kamar Hotel mulai dari hotel bintang lima sampai hotel non berbintang. Restoran juga tersedia mulai masakan lokal hingga internasional. Dari kaki lima hingga bintang lima. Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata Kota Makassar, Roem menambahkan jika APEKSI digelar di Kota Makassar maka bisa memberikan angin segar kepada pariwisata dan mendongkrak pertumbuhan ekonomi. “Alhamdulillah UMKM jadi bertumbuh. Destinasi wisata kami juga siap dan kulineran di Kota Makassar akan bertambah ramai oleh peserta APEKSI,” ungkapnya. Rencananya, ada dua lokasi untuk pengadaan City Expo rangkaian dari APEKSI yakni di Pantai Losari dan Lapangan Karebosi. “Kita punya lokasi memadai dan sangat luas untuk membuat event besar seperti City Expo pameran booth APEKSI. Karebosi dan Pantai Losari. Jadi kita siap sekali.” pungkasnya. Sumber : Humas Kominfo Makassar
Inkalindo Sulsel: Rel Elevated Lebih Ramah Lingkungan dan Aman bagi Warga Makassar
MAKASSAR – Terkait polemik desain rel kereta api trans Sulawesi Segmen E, dari arah Kab. Maros menuju Kota Makassar, antara rel elevated (layang) dan at grade (darat), Ketua DPW Ikatan Pengkaji Lingkungan Hidup Indonesia (Inkalindo) Sulawesi Selatan, Haris Djalante menilai rel kereta elevated lebih ramah lingkungan dan aman bagi masyarakat. Menurut Haris, rel elevated memiliki potensi banjir yang lebih kecil, karena tidak terbentuk gundukan yang dapat membendung aliran air dari tempat tinggi ke tempat yang lebih rendah. “Jika desainnya rel elevated potensinya kecil terjadi banjir, karena hanya di spot-spot (tiang) terjadi pembendungan. Kalau sebidang potensinya besar, seperti membuat bendungan di dudukan rel, menghalangi air mengalir dari tempat tinggi ke tempat rendah, harus dilihat lagi kontur tanah yang dilewati,” ujar Haris dalam keterangannya, Selasa (9/8/2022). Selain relatif lebih aman dari potensi bencana banjir, lanjut Haris, pembebasan lahan untuk rel elevated juga lebih kecil dibandingkan rel at grade. Hal ini disebabkan biaya ganti rugi lahan hanya per segmen atau cukup tiangnya saja. “Seperti contohnya kalau di PLN, cukup di lintasannya yang diberi kompensasi, tidak ada pembebasan lahan sepenuhnya, kita harus lihat lagi feasibility study proyek ini,” imbuh Haris yang juga Dosen Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin ini. Haris menambahkan, rel elevated jika dihitung nilai investasi pembangunan konstruksi rel memang lebih besar di awal pembangunan, namun jika dikonversi dengan dampak gangguan lingkungan, besar biaya pembebasan, dan keamanan masyarakat pengguna jalan lainnya, rel elevated lebih besar manfaatnya. Jika dipaksakan untuk rel at grade, pemerintah pusat lebih memilih pendekatan menekan biaya (cost) dari desain rel menggunakan konsep sebidang, dibandingkan pendekatan dampak gangguan lingkungan atas keberadaan rel kereta. Terkait penolakan Walikota Makassar Ramdhan ‘Danny’ Pomanto atas desain rel at grade, Haris menilai pertimbangan Danny didasarkan keinginan melindungi warganya dari ancaman banjir di musim hujan, seperti yang terjadi belum lama ini di Kab. Barru dan Kab. Pangkep, daerah yang dilalui rel kereta api Trans Sulawesi. “Saya melihat Pak Danny bukan menolak proyek rel ini, tapi dia ingin melindungi warganya, selain ancaman banjir, juga potensi terjadinya kecelakaan lalu lintas yang kerap terjadi di perlintasan simpangan sebidang yang biasanya diberi palang penghalang,” pungkas Haris. Sumber : Humas Kominfo Makassar
GMPK Sulsel Dukung Sikap Walikota Makassar Terkait Pembangunan Rel Kereta Api di Makassar
MAKASSAR – Silang pendapat antara Pemerintah Kota Makassar dan Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan terkait pembangunan rel kereta api di wilayah Kota Makassar masih terus berlanjut. Terbaru, Walikota Makassar, Danny Pomanto menanggapi pernyataan Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan soal polemik rel kereta api Makassar-Maros tersebut. Danny menyebut, bahwa pernyataan Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan harus diuji kebenarannya dan tidak asal menyampaikan pendapatnya begitu saja. Terlebih pembangunan jalur kereta api ini akan melintas di wilayah Kota Makassar yang menjadi tanggung jawabnya. Sebelumya, Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan menolak pembangunan jalur kereta api dengan konsep elevated atau jalur layang yang diusul oleh Danny. Pemerintah Provinsi lebih memilih konsep at grade atau jalur rel darat. Dalam pernyataan resminya, Pemerintah Provinsi mengatakan bahwa rel kereta api Makassar tidak akan mengakibatkan banjir. Alasannya, sudah ada hasil analisis bahwa di area rel aman sampai 50 tahun ke depan. Menanggapi hal tersebut, Gerakan Mahasiswa dan Pelajar Kebangsaan (GMPK) Sulawesi Selatan menilai bahwa Pemprov harusnya lebih bijak. Senada dengan Walikota Makassar, GMPK Sulsel juga menyebut bahwa Pemprov harus lebih jauh melihat dampak yang akan ditimbulkan dari pembangunan jalur kereta api dengan konsep darat. “Kita tau ini kegiatan provinsi. Tapi kan wilayah yang dibanguni masuk dalam area Kota Makassar. Segala macam bentuk studi atau analisis yang dilakukan Pemprov harusnya melibatkan Pemkot. Sebab dampak kedepannya pasca pembangunan yang bertanggung jawab adalah Pemkot, bukan Pemprov,” jelas Ilham Azhari Said ketua GMPK Sulsel, Senin (8/08). Ilham menambahkan, jika dilihat dari aspek keruangan, setiap pembangunan infrastruktur baru memerlukan ketersediaan ruang. Bukan tidak mungkin pembangunan fasilitas kereta api akan berakibat pada terjadinya banjir. Sebab, lahan yang saat ini bisa menjadi area resapan air, ke depan infrastruktur yang dibangun akan menghambat air meresap ke bawah tanah. “Pemprov harus tetap melihat potensi banjir akibat pembangunan, termasuk pembangunan fasilitas kereta api. Makassar ini masih butuh banyak ruang terbuka, masih butuh banyak area resapan. Jangan sampai malah berkurang karena adanya pembangunan fasilitas kereta api,” tutup Ilham. Sumber : Humas Kominfo Makassar
Tari Kalompoanna Parasanganta Dapat “Standing Applause” dari Warga Padang
PADANG, – Sebanyak 30 penari asal kota Makassar hadir secara khusus pada agenda tahunan Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (APEKSI) XV di Padang, Senin malam (8/8/22). Mereka membawakan Tari Kalompoanna Parasanganta. Penampilannya berhasil memukau seluruh peserta APEKSI dan warga sekitar yang hadir pada malam pentas kebudayaan. “Pak Wali Kota Makassar, Ramdhan Pomanto memboyong para penari ke agenda APEKSI. Tarian ini menggabungkan gerakan empat etnis di Sulawesi Selatan yakni Makassar, Bugis, Mandar dan Toraja. Alhamdulillah mendapat standing applause dari penonton,” ucap Iin Yusuf Madjid, pemilik Yayasan Anging Mammiri (YAMA). Ia menjelaskan Tari Kalompoanna Parasanganta sendiri berarti Kebesaran Negeriku. Di Kota Makassar penduduk terbesarnya berasal dari empat suku itu, sehingga tema ini pun cocok untuk ditampilkan di Kota Padang ini. Sementara, Wali Kota Makassar, Moh. Ramdhan ‘Danny’ Pomanto menyebutkan jikalau kota Makassar sangat konsen dan bangga untuk menampilkan apa yang dimiliki Kota Makassar dari segi kebudayaan. “Kita berusaha menampilkan yang terbaik. Penampilan penari ini sekaligus memperkenalkan kekayaan budaya kita,” ujar Danny. Danny juga mengatakan jikalau para penari dan jenis tariannya baru saja tampil di Sydney, Australia pada pagelaran acara Centuries of Friendship antara suku Aborigin dan suku Makassar. “Tarian ini juga sempat pentas tanggal 7 Juli kemarin di Sydney, Australia,” sebutnya. Pada kesempatan ini pula, Danny mengundang langsung warga Padang berkunjung ke Makassar menghadiri Festival F8 Makassar yang akan digelar 7-11 September 2022 mendatang. Sumber : Humas Kominfo Makassar